LAPORAN ORGANIK I (ALDEHID DAN KETON)
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN
II
ALKOHOL
DAN FENOL
OLEH:
NAMA :
RISKA PRATIWI
NIM : F1C1 12 032
KELOMPOK : II
(DUA)
ASISTEN :
DIONO SAPUTRO TRIBAWONO
JURUSAN
KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Alkohol
merupakan kelompok senyawa organik yang cukup populer yang memiliki rumus molekul
secara umum yaitu R-OH, dimana R- merupakan gugus alkil sedangkan gugus hidroksi (-OH) sebagai gugus
fungsi. Fenol mempunyai struktur yang serupa dengan alkohol tetapi gugus
fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik, dan dengan A-(sebagai aril)
maka rumus fenol dituliskan sebagai Ar-OH.
Untuk membedakan alkohol – alkohol
primer, sekunder, dan tersier yang dapat larut dalam air maka dapat dilakukan Uji
lucas. Reagen lucas merupakan suatu campuran asam kloridapekat dan seng
klorida. Seng klorida adalah suatu asam lewis, yang ketika ditambahkan dalam
asam klorida akan membuat larutan menjadi lebih asam. Alkohol tersier yang
larut dalam air akan bereaksi dengan cepat dengan reagen lucas membentuk alkil
klorida yang tak larut dalam larutan berair. sedangkan pada alkohol tersier terlihat
dengan adanya pembentukan fasa cair kedua yang terpisah dari larutan semula di
dalam tabung reaksi dengan segera setelah alkohol bereaksi. Pada alkohol
tersier, atom klor biasanya terikat pada atom karbon yang sebelumnya mengikat
gugus –OH. Pada alkohol sekunder, seringkali atom klor ini terikat pada atom
karbon yang mengikat gugus hidroksi
Pada percobaan
alkohol dan fenol dalam praktikum kali ini kita dapat mengetahui bahwa alkohol adalah senyawa-senyawa
dimana satu atau lebih atom hidrogen dalam sebuah alkana digantikan oleh sebuah
gugus –OH atau yang dikenal juga sebagai hidroksil. Selain itu percobaan ini
berguna untuk mempelajari sifat kimia seperti suatu alkohol dapat teroksidasi
dan bereaksi dengan beberapa zat kimia dan sifat fisika seperti bersifat semi
polar karena terdiri dari 2 gugus alkil dan gugus hidroksil dan juga alkohol
dan fenol adalah asam-asam lemah (alkohol 10-100 kali lebih lemah dari air,
fenol 10 kali lebih kuat dari air dengan kata lain fenol lebih asam dari
alkohol). Percobaan ini juga untuk membedakan antara alkohol primer, sekunder
dan tersier
apabila bereaksi dengan zat lain.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana sifat fisika dan kimia
alcohol dan fenol ?
2. Bagaimana cara membedakan antara
alcohol primer, sekunder, dan tersier?
C.
Tujuan
1.
Mempelajari beberapa sifat kimia dan sifat fisika dari
alcohol dan fenol.
2.
Membedakan antara alcohol primer, sekunder, dan tersier.
D.
Manfaat
1.
Praktikan dapat
mengetahui sifat kimia dan fisika alkohol dan fenol.
2.
Praktikan dapat
membedakan antara alkohol primer, sekunder, dan
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Alkohol merupakan senyawa
organik yang mengandung gugus –OH, dalam tatanama bersistem. Nama alkohol
berakhiran –ol. Contohnya metanol, etanol, alkohol dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu alkohol primer, sekunder, dan tersier. Pada alkohol primer memiliki dua
atom hidrogen pada atom karbon pembawa gugus –OH (mengandung CH2OH).
Alkohol sekunder memiliki suatu atom hidrogen (H) pada karbon (C). Untuk
alkohol tersier ia tidak memiliki atom hidrogen (H) pada atom karbon. Ciri lain
dari alkohol adalah reaksinya dengan asam menghasilkan ester dan dehidrasi
menghasilkan alkena atau eter. Alkohol yang mempunyai dua gugus –OH dalam
molekulnya disebut dial (alkohol dihidrat) dan untuk alkohol yang memiliki tiga
gugus –OH dinamakan triol (Dainith, 1990).
Ethanol atau ethyl
alcohol kadang disebut juga ethanol spiritus. Ethanol digunakan dalam
beragam industri seperti campuran untuk minuman keras seperti sake atau gin,
bahan baku farmasi dan kosmetika, dan campuran bahan bakar kendaraan, peningkat
oktan, dan bensin ethanol (gasohol) (Ni
Ketut, 2010).
Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain
reaksi substitusi, reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam
suatu alkohol, semakin panjang rantai hidrokarbon maka semakin rendah
kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat
hidrofil dari gugus hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar
kelarutan dalam air. Suatu alkohol
primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat. Alkohol sekunder
dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak
oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi
menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi (Fessenden, 1994).
Alkohol
merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses fermentasi yang banyak
ditemui dalam bentuk bir, anggur, spiritus dan sebagainya. Minuman berakohol dapat
digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:
1. Produk
hasil fermentasi yang dikonsumsi langsung seperti anggur dan bir.
2. Produk
hasil fermentasi yang didistilasi nlebih dahulu sebelum dikonsumsi seperti
whisky (Sintha, 2008).
Fenol merupakan senyawa yang dapat
menimbulkan bau tidak sedap, bersifat racun dan korosif terhadap kulit
(iritasi), menyebabkan gangguan kesehatan manusia dan kematian pada organisme
yang terdapat pada air dengan nilai konsentrasi tertentu. Fenol terdiri dari
rantai dasar benzene aromatik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil.
Tingkat toksisitas fenol beragam tergantung dari jumlah atom atau molekul yang
melekat pada rantai benzene-nya. Untuk fenol terklorinasi, semakin banyak atom
klorin yang diikat rantai benzena maka semakin toksik rantai tersebut (Yommi dkk,2012).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pukul 07.30-09.45 WITA pada hari Senin, 04 November 2013 yang
bertempat di Laboratoratorium Kimia Organik, Fakultas MIPA, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Ø Tabung reaksi
Ø Rak tabung
Ø Pipet tetes
Ø Pipet volume
2.
Bahan
Ø
Metanol
Ø
n-Butanol
Ø
Tert-butanol
Ø
Etanol
Ø
n-heksana
Ø
aquades
C.
Prosedur Kerja
Kelarutan alkohol dalam air dan n-heksana
Kelarutan dalam air
:
·
Tabung berisi metanol : larut
·
Tabung berisi etanol : larut
·
Tabung berisi n-butanol : larut
·
Tabung berisi tert-butanol :
tidak larut
|
Kelarutan dalam
n-heksana :
·
Tabung berisi metanol : tidak larut
·
Tabung berisi ethanol : tidak larut
·
Tabung berisi n-butanol : tidak larut
·
Tabung berisi tert-butanol : tidak larut
|
1
mL air
|
1 mL n-heksana
|
-
Ditambahkan 1 tetes metanol
-
Dikocok
-
Diperhatikan kelarutannya dan
dicatat
-
Diulangi prosedurnya dengan
mengganti methanol dengan n-butanol, etanol, dan tert-butanol.
|
-Dimasukkan
dalam tabung 1
|
-Dimasukkan
dalam tabung 2
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Kelarutan dalam air dan n-heksana
Alkohol
|
Kelarutan
dalam air
|
Kelarutan
dalam n-heksana
|
Metanol
|
Larut
|
Tidak larut
|
Etanol
|
Larut
|
Tidak larut
|
n-butanol
|
Larut
|
Tidak Larut
|
Tert-butanol
|
Tidak larut
|
Tidak Larut
|
B. Reaksi-Reaksi
1. Kelarutan
dalam air
a. Metanol
b. Etanol
2. Kelarutan
dalam n-heksana
a. Metanol
C7H14
+ H2O
|
CH3OH
+ C6H14
|
b. Etanol
C8H18 +
H2O
|
C2H5OH
+ C6H14 CCC6H14
|
C. Pembahasan
Alkohol adalah suatu senyawa organik
yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen. Merupakan senyawa
yang banyak penggunanya, terutama sebagai pelarut senyawa organik di samping
untuk pembuat senyawa-senyawa organik yang lain. Sifat lain dari alkohol dapat
ditentukan dari letak gugus hidroksil pada atom C yang dikenal sebagai; alkohol
primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Alkohol merupakan turunan hidrokarbon
yang memiliki gugus –OH. Alkohol dianggap sebagai hidrolisis dari alkana dan
turunan alkil dari air. Sebagai turunan alkana maupun air, dan adanya gugus –OH
yang terikat pada senyawa tersebut maka alkohol bersifat polar seperti air dan
tidak dapat larut dalam pelarut non polar. Kestabilan basa
konjugasi dari fenol terjadi karena anion dapat mendelokalisir muatan negatif
ke sepanjang cincin dengan cara resonansi. Pada sikloheksanol, tidak terjadi
resonansi, sehingga kekuatan asamnya jauh lebih kecil dibandingkan etanol.
Fenol
memiliki -OH terikat pada rantai benzennya.
Saat ikatan
hidrogen-oksigen pada fenol terputus, didapatkan ion fenoksida , C6H5O-.
yang mengalami delokalisasi. Pemutusan tersebut seperti gambar berikut:
Delokalisasi membuat ion fenoksida
lebih stabil dari seharusnya sehingga fenol menjadi asam. Namun delokalisasi
belum membagi muatan dengan efektif. Muatan negatif disekitar oksigen akan
tertarik pada ion hidrogen dan membuat lebih mudah terbentuknya fenol kembali.
Sehingga itu fenol merupakan asam yang sangat lemah. Namun Fenol memiliki
keasaman sejuta kali etanol. Selain itu keasaman fenol dipengaruhi oleh adanya
resonansi pada benzenanya. Akibat resonansi ini, maka kesetimbangan bergeser arah pembentukannya. Hal ini tidak terdapat
pada alkoksida (ion alkohol). Dengan demikian
fenol memiliki keasaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan alkohol.
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat
diketahui bahwa ketika metanol, etanol, dan n-butanol dilarutkan dalam air,
ketiganya melarut secara sempurna. hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa alkohol berantai pendek dapat larut dalam air karena memiliki sifat yang
sama dengan air. Sebagian kecil alkohol juga dapat larut dalam air karena gugus
hidroksi pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun
ketika ukuran gugus alkil bertambah besar , kelarutannya dalam air akan
berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu
pembentukan ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dengan air. Hal inilah yang
terjadi ketika tert-butanol di larutkan di dalam air.
Ketika metanol, etanol, dan n-butanol
dilarutkan dalam n-heksana, ketiganya tidak dapat larut. Begitu pula dengan
tert-butanol. Seharusnya, tert-butanol dapat larut dalam air karena
tert-butanol memiliki 4 atom C yang membuatnya memiliki sifat yang sama dengan
alkana, yaitu besifat hidrofob. Artinya, tert-butanol dapat menolak
moekul-molekul air. Makin panjang bagian hidrokarbon ini akan makin rendah
kelarutannya dalam air. Bila rantai karbon cukup panjang, sifat hidrofob ini
akan mengalahkan sifat hidrofil gugus hidroksil. Sehingga tert-butanol dapat
larut dalam pelarut organic contohnya n-heksana. Namun, pada praktikum yang
dilakukan kali ini, hasilnya negative. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan
ketika pembuatan reagent.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang
dilakukan, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Salah satu sifat kimia alkohol yaitu dapat bereaksi dengan logam membentuk senyawa alkoksida dan membentuk
hidrogen bebas. Sedangkan fenol dapat bereaksi dengan logam membentuk
fenoksida.
Sifat fisik alkohol diantaranya yaitu, kelarutan alkohol dalam air makin
rendah bila rantai hidrokarbonnya makin panjang. Sifat fisik fenol antara lain, fenol sulit untuk
mengalami pemutusan ikatan karena fenol merupakan senyawa non polar yang memiliki ikatan yang cukup kuat , sehingga fenol tidak dapat (sukar) larut
dalam pelarut polar. Selain itu,
titik didih alkohol lebih rendah jika di bandingkan dengan fenol. Titik didih
alkohol sekitar 78 0C sedangkan titik didih untuk
fenol adalah sekitar 181,9 0C.
2.
Pada alkohol primer memiliki dua atom hidrogen pada atom
karbon pembawa gugus –OH (mengandung CH2OH). Alkohol sekunder
memiliki suatu atom hidrogen (H) pada karbon (C). Untuk alkohol tersier ia
tidak memiliki atom hidrogen (H) pada atom karbon.
B.
Saran
Sebaiknya sebelum dilakukan praktikum, alat dan bahan yang
digunakan pada saat praktikum telah disediakan. Sehingga praktikan tidak
mengalami kesulitan ketika melakukan praktikum. Selain itu, ketelitan praktikan
saat melaksanakan praktikum sangat di butuhkan untuk meminimalisir kesalahan
yang dapat terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Dainith, Jhon. 1990. Kamus Lengkap Kimia .Erlangga. Jakarta
Dewilda, Yommi. Reri A, Fano Fadhillah Imam.
2012. Degradasi Senyawa Fenol Oleh Mikroorganisme Laut (Degradation
Of Phenol Using Marine Bacteria). Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (1) 59-73.
Fessenden,
J, S & Fessenden, R, J. 1994. Kimia
Organik edisi ketiga jilid I. Erlangga: Jakarta.
Ketut, Ni Sari. 2010. Vapor-Liquid
Equilibrium (Vle) Water-Ethanol From Bulrush Fermentantion. Jurnal Teknik Kimia, Vol.5, No.1.
Soraya, Sintha .S. 2008. Pembuatan
Alkohol dengan Proses Fermentasi Buah Jambu Mete oleh Khamir Sacharomices
cerevesiae. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik Vol 8, No. 2.
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
1. Sebutkan sifat-sifat alkohol dan fenol?
2. Sebutkan persamaan dan perbedaan sifat
alkohol dan fenol!
3. Tuliskan reaksi dari setiap percobaan!
Jawab :
1.Sifat-sifat
alkohol :
§ cairan tidak berwarna
§ bersifat asam lemah dengan 10-1000 kali lebih lemah dari
air
§ mudah menguap
§ alkohol rantai rendah bersifat polar sedangkan rantai
panjang bersifat non polar
Sifat-sifat fenol :
§ senyawa tidak berwarna tetapi mudah teroksidasi menjadi
senyawa berwarna
§ bersifat asam lemah dengan 10 kali lebih lemah dari air
§ mudah larut dalam pelarut organik
§ bereaksi dengan logam membentuk fenoksida yang merupakan
basa kuat
§ rantainya tertutup
§ berbau harum karena merupakan senyawa aromatik
2. Persamaan :
-
memiliki
gugus hidroksil
-
senyawa
tidak berwarna
-
bersifat
asam lemah
-
alkohol
rantai panjang dan fenol sama-sama larut dalam pelarut organik
Perbedaan :
-
pada
alkohol rantai rendah mudah larut dalam air sedangkan fenol tidak.
-
titik
didih fenol relatif lebih tinggi dibanding alkohol (misalnya etanol dan
metanol).
-
alkohol
dapat dikelompokkan menjadi alkohol primer, sekunder dan tersier sedangkan
fenol tidak.
3.Reaksi dari tiap percobaan :
- Kelarutan dalam air
a.
Metanol
b.
Etanol
- Kelarutan dalam n-heksana
a.
Metanol
C7H14
+ H2O
|
CH3OH
+ C6H14
|
b.
Etanol
C8H18 +
H2O
|
C2H5OH
+ C6H14 CCC6H14
|
Komentar
Posting Komentar